Minggu, 11 Desember 2011

Ungkapan Cinta Melalui Pijat Bayi




  
Pijat bayi adalah momen yang sangat intim, sebab melibatkan skin to skin contact.
Itu sebabnya, para praktisi infant and pediatric massage bersepakat seharusnya bayi hanya dipijat oleh orang yang sangat dekat yaitu ibu dan ayah, dan bukan oleh orang asing.
Pijat bayi juga hanya dilakukan bila bayi mau. Dengan begitu, barulah didapat manfaat pijat sebagai bahasa cinta sentuhan.

Manfaat pijat bayi :
  • Mengusir rasa tak nyaman
ketika tubuh melepaskan oksitosin dan endorfin.  Keduanya adalah hormon pereda nyeri yang menyamankan bayi saat tumbuh gigi, kolik dan stres.
  • Mempercepat myelinasi 
yaitu proses perbaikan sistem saraf tatkala jaringan saraf tertutup lemak yang disebut myelin. Stimulasi kulit mempercepat proses perbaikan sistem saraf.
  • Melatih respon saraf 
karena pijat menyebabkan stres pada bayi akibat adanya tekanan-tekanan pada tubuh. Tetapi adanya suara, sentuhan dan aroma tubuh orang tua akan membuat tubuh bayi relaks. Kedua kondisi berbeda yang saling menyeimbangkan itu ideal untuk melatih repon saraf bayi.
  • Meningkatkan kualitas tidur
bayi tidur lebih lama dan lebih nyenyak setelah dipijat.
  • Merangsang saraf vagus, 
demikian temuan Dr. Tiffany Field, pendiri Touch Research Institute di Florida. Saraf vagus memiliki banyak sekali fungsi di antaranya meningkatkan daya peristalsis (gelombang kontraksi berirama di perut dan usus yang menggerakkan makanan melewati saluran pencernaan). Itu sebabnya, pijat dapat menstimulasi dan membantu sistem pencernaan.
  • Membantu pertumbuhan massa otot.


  • Membangun bonding 
antara orangtua terhadap bayi karena pijat kaya akan unsur bonding seperti kontak mata, kontak kulit, aroma tubuh dan suara.
  • Meningkatkan kesadaran bayi atas tubuhnya.
Selagi memijat, namai bagian tubuh bayi untuk mengenalkan anggota tubuhnya. Ketika dipijat kesadaran bayi akan tubuhnya juga dibangun, seperti bahwa tangan dan kakinya menyatu dengan tubuh dan lain-lain.
  • Memperkuat sistem imun
Pijat secara signifikan meningkatkan jumlah sel pembunuh alami (Riset Touch Research Institute, Florida), yaitu sekelompok sel darah putih yang bisa membunuh berbagai tipe sel yang terinfeksi virus.
  • Mengajarkan anak 
sejak lahir bahwa mereka punya wewenang atas tubuhnya dan boleh menolak bila orang menyentuh tubuhnya.
  • Meningkatkan suplai oksigen 
dan aliran nutrisi di dalam sel-sel tubuh.
  • Melancarkan sirkulasi tubuh.
  • Meningkatkan indera-indera sensorik.

Manfaat bagi orangtua:
  • Lebih percaya diri terhadap peran barunya.
  • Mengisi waktu secara berkualitas.
  • Meningkatkan kompetensi dalam menenangkan dan menyamankan bayi.
  • Relaks dan menyenangkan.
  • Dapat melibatkan ayah.
  • Membuat orangtua lebih responsif terhadap kebutuhan bayi.
 Sumber ayahbunda.

Selasa, 06 Desember 2011

Membersihkan Kerak Pada Kepala Bayi





Bayi yang baru lahir memang biasanya masih terdapat kerak kepala di dahinya. Kerak kepala atau cradle cap ini memang akan terkelupas sendiri, menjadi serpihan-serpihan tipis seperti ketombe, jika sudah mengering.
Ciri kerak kepala: bersisik-sisik tebal berminyak berwarna kuning di dahi dan bagian atas kepala bayi. Yuk, bersihkan agar bayi jadi cantik, bersih dan merasa nyaman!

Kerak kepala ini muncul akibat masih adanya kandungan hormon dari  bunda dalam tubuh bayi. Untungnya, kerak kepala ini hanya bersifat sementara, yang akan hilang dengan sendirinya seiring berkurangnya kadar hormon ibu dalam tubuh bayi. Gangguan kulit ini mungkin akan berlangsung sampai bayi berusia 8 – 12 bulan.

Namun ada baiknya juga jika Anda membersihkan kerak kepala tersebut, karena selain mengganggu penampilan, kerak ini juga membuat gatal dan mengganggu pertumbuhan rambutnya.

Perawatan kerak kepala:

  • Siapkan baby oil, sisir sikat yang halus, sampo bayi dan waslap. Gunakan hanya produk khusus bayi. 

  • Oleskan minyak pada kulit kepala bayi yang berkerak sambil dipijat perlahan. Biarkan kira-kira 12 jam atau diinapkan semalam, agar kerak melunak dan mudah dibersihkan. Anda bisa melakukannya pada saat bayi tidur. 

  • Sisir rambut bayi menggunakan sisir sikat halus, sambil mengangkat kerak kepala yang terlepas. Lakukan perlahan dan hati-hati. 

  • Cuci rambut dan kulit kepala bayi dengan sampo bayi, waslap, dan air hangat. Bilas sampai bersih.

Jika ternyata masih terdapat kerak di kepalanya, ulangi tahapan di atas keesokkan harinya. Jika perlu, gunakan serangkaian produk bayi khusus untuk mengatasi dan mencegah kerak kepala.

Hati-hati infeksi! Ketika Anda melakukan perawatan kerak kepala, berhati-hatilah. Kalau tidak, bisa terjadi infeksi pada kulit kepala bayi. Jangan melepas secara paksa kerak kepala saat kering, apalagi dilakukan dengan jemari tangan Anda karena bisa melukai kulit kepala bayi, serta menimbulkan risiko infeksi.

Jika Anda menjumpai tanda-tanda infeksi, seperti timbul ruam-ruam merah, bawa bayi ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan Anda menggunting rambut di bagian kulit kepala tersebut, dan memberinya salep antibiotik.




Mencegah Kejang Akibat Demam



Demam adalah gejala dari suatu penyakit. Balita disebut demam bila suhu tubuh lebih dari 38ºC (bila diukur lewat ketiak, tambah 0,7ºC).

Apabila balita Anda tiba-tiba demam disertai kejang, tak perlu panik. 
Ini bukan berarti ia mengalami epilepsi. Yang penting tetap tenang dan hadapi dengan cara yang tepat.

Kejang demam yang dikenal juga dengan istilah stuip atau stip, terbagi dalam 2 kelompok. Yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks, yang sering dialami anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Tidak berulang. Kejang demam berbeda dengan kejang epilepsi. Kejang epilepsi terjadi berulang terus-menerus dan tanpa diawali demam. Sedengkan kejang demam sederhana cenderung tidak berulang dan tidak terus menerus, namun diawali demam. Sementara kejang demam kompleks, berisiko lebih tinggi untuk terjadi pengulangan serangan serta bisa berkembang menjadi epilepsi.

Untuk mendeteksinya, dr. Irawan Mangunatmadja, SpAK, dari Divisi Neurologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta menyarankan agar mencatat dan mengukur pada suhu berapa balita mulai mendapat serangan kejang. Sebab setiap anak memiliki batas toleransi yang berbeda.

Bukan akibat infeksi saraf. Ciri khas kejang demam adalah karena kenaikan suhu tubuh di atas 38ºC dan bukan akibat adanya infeksi pada susunan pusat saraf. Contohnya, pada saat balita terkena radang tenggorokan dan demam tinggi, ia mengalami kejang.

 Selain demam, gejala-gejala balita mengalami kejang demam adalah:
  • Kehilangan kesadaran atau pingsan
  • Tubuh, kaki dan tangan menjadi kaku
  • Biasanya kepala anak terkulai ke belakang, disusul dengan munculnya gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
  • Kulit berubah jadi pucat, bahkan menjadi biru
  • Bola mata terbalik ke atas, gigi terkatup
  • Kadang-kadang disertai muntah
  • Pada beberapa anak, nafas bisa berhenti beberapa saat
  • Tidak bisa mengontrol buang air kecil maupun besar
Serangan berlangsung hanya beberapa menit dan kejang-kejang akan berhenti. Kesadaran balita bertahap kembali pulih.

Ke dokter jika:

  • Demam hingga 40ºC
  • Kejang pada separuh tubuh
  • Mengalami kelumpuhan separuh badan setelah terserang kejang
  • Mengalami kelumpuhan sementara atau menetap
  • Mengalami kejang berulang lebih dari 2 kali sehari
  • Saat kejang, balita berumur kurang dari 6 bulan
  • Kejang berlangsung lebih dari 15 menit


Jika ada riwayat kesehatan keluarga yang menderita kejang demam, maka ada hal yang dilakukan untuk pencegahan.
Yakni, saat anak demam sebaiknya diusahakan menurunkan suhu badannya dengan cara:
  • Bila suhu udara panas, kenakan pakaian seminimal/setipis mungkin, atau tanggalkan pakaiannya.
  • Jangan selimuti anak dengan selimut tebal, karena justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan.
  • Kompres dengan lap basah (suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan anak). Jangan gunakan alkohol atau air dingin (penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan keracunan/intoksikasi).
  • Seka seluruh permukaan tubuh anak untuk menurunkan suhu di permukaan tubuh. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.
  • Beri obat penurun panas.
  • Beri banyak minum.
Namun jika anak akhirnya terkena kejang demam, segera bawa ke dokter jika kejang berulang atau terjadi lebih dari 5 menit

Jika balita Anda tiba-tiba kejang akibat demam, inilah tips pertolongan pertama untuk menanganinya

  • Catat waktu datang dan lamanya serangan
  • Yakinkan jalan nafas anak lancar:
  • Miringkan posisi tubuh anak dengan kepala sejajar atau sedikit lebih rendah. Tujuanya, agar dia tidak menelan kembali muntahannya sendiri, karena dapat mengganggu pernafasan.
  • Longgarkan baju, sehingga bisa bernafas dengan leluasa
  • Bila tersedia, berikan obat untuk menghentikan kejang (diazepam) yang diberikan melalui dubur. Tapi biasanya kejang berhenti dengan sendirinya setelah 5 menit.
  • Jangan mengganjal mulut anak agar tetap terbuka, misalnya dengan meletakkan kain, sendok atau jari tangan diantara gigi balita.
  • Pindahkan benda-benda keras dan tajam yang ada di dekat balita.
  • Setelah anak benar-benar sadar, upayakan menurunkan suhu tubuhnya, misalnya dengan mengompres atau memberi obat penurun panas.
Bila kondisi anak tak kunjung membaik, jangan segan segera dibawa ke dokter

sumber ayahbunda.


Cara Tepat Mengatasi Muntah Pada Bayi

Muntah pada bayi memang tampaknya bukan penyakit yang menakutkan, namun ibu juga perlu mengenal salah satu penyakit pertama bayi ini agar bisa mengatasi dengan tepat.

Jangan langsung panik. Perhatikan dulu apa yang terjadi!  muntah merujuk pada suatu kondisi di mana ada sesuatu yang keluar dari mulut bayi.

MUNTAH. Volume cairan yang keluar pada saat bayi muntah  yakni lebih dari 10 ml.
Muntah dikeluarkan dengan cara disemburkan dari perut bayi, disertai dengan kontraksi otot dinding perut. Kadangkala, cairan muntah juga dikeluarkan melalui lubang hidung. Muntah tidak terjadi pada bayi baru lahir, melainkan pada bayi berumur minimal 2 bulan dan dapat terjadi sepanjang usia. Bila bayi Anda muntah, bisa jadi merupakan tanda adanya gangguan kesehatan atau gangguan pada fungsi pencernaannya.
Penyebab umum muntah adalah kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan pada katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntahan berwarna kehijauan. Apabila terjadi penyempitan pada pintu masuk lambung atau hambatan di usus, dapat menyebabkan bayi muntah terus-menerus. Penyebab lainnya, ada infeksi atau luka, misalnya infeksi tenggorokan yang memicu muntah. Biasanya, cairan muntah disertai bercak darah. Muntah juga dapat terjadi karena bayi menderita alergi susu sapi, terlalu cepat minum atau makan, serta batuk.

Langsung ke dokter jika
-  Cairan yang dimuntahkan berwarna kehijauan, atau ada bercak darah.
-  Muntah berlangsung lebih dari 24 jam tanpa tanda-tanda perbaikan.
-  Selama muntah, bayi mengalami demam 39° C.
-  Bayi menolak makan dan minum lebih dari 2 jam.

Muntah pada bayi baru lahir, Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain:
  • terlalu banyak udara dalam lambung
  • kekenyangan
  • pemberian makan yang salah
  • bayi sedang menderita batuk pilek
  • bisa juga akibat adanya hernia atau sumbatan usus.

Gejala yang biasa tampak yaitu bayi tidak mau minum, dan muntah yang bisa keluar dari mulut maupun hidung. Muntah bisa terjadi sesekali akibat reaksi kekenyangan, atau terjadi terus menerus bila ada hernia. Jika bayi  mengalami muntah jangan panik, atasi dengan:
  • Segera bersihkan muntah di mulutnya agar tidak masuk ke saluran pernapasan.
  • Jangan langsung diberi minum, tunggu bayi tenang dulu.
  • Jika muntah makin sering, jangan berikan minum atau makanan.
  • Jangan lupa sendawakan bayi setelah disusui.
  • Jangan menyusui atau memberi makan bisa bayi dalam posisi tiduran. Pastikan bayi dalam posisi setengah duduk.

Ibu perlu waspada bila bayi terus menerus muntah tanpa henti, bahkan hingga lebih dari sepuluh kali muntah dalam sehari.
Segera bawa ke dokter untuk mengetahui apakah ada sumbatan usus atau tidak.



Mengatasi Diare Pada Bayi


Diare pada bayi baru biasanya disebabkan karena virus yang disebut rotavirus.
Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh bakteri, alergi susu sapi, atau keracunan makanan bila bayi sudah makan makanan padat pertamanya.







Gejala-gejala  diare pada bayi :
  • Fesesnya cair.
  • Frekuensi BAB meningkat dari yang biasa 2 – 5 kali sehari menjadi tiga kali lipatnya atau lebih.
  • Kadang disertai muntah dan demam.
  • Bayi jarang buang air kecil yang menandakan bayi dehidrasi.

Cara mengatasi diare pada bayi  :
  • Tetap beri bayi ASI agar tidak dehidrasi. Pastikan cairan yang masuk ke tubuh bayi adekuat. ASI diberikan perlahan tapi terus menerus tanpa henti selama sekitar 10 – 30 menit.
  • Pemberian oralit untuk bayi harus atas petunjuk dokter.
  • Bila bayi sudah makan, beri dia makanan yang mudah dicerna seperti pisang dan kentang.

Pepatah mengatakan 'lebih baik mencegah daripada mengobati'. Dan itu benar.
Lakukan pencegahan sebelum bayi Anda terkena diare, dengan:
  • Jaga kebersihan tangan Anda dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang bayi. Ini dimaksudkan untuk mencegah bayi tertular diare.
  • Jaga kebersihan alat makan bayi.

Biasanya, diare pada bayi berlangsung kurang dari seminggu. Ibu perlu waspada jika diare disertai darah, segera bawa ke dokter.